Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syari’ah IAID Ciamis yang tergabung dalam Kelompok Studi Ekonomi Islam yang disingkat menjadi KSEI selenggarakan kegiatan bertajuk Pesona Ekonomi Syari’ah (PES) 2016 se-Priangan Timur. Komunitas mahasiswa yang mengusung jargon ‘Merajut Ukhuwah dalam Dakwah bernuansa Ilmiah’ ini merupakan komintas baru yang lahir dari kreatifitas para ekonom muda Ekonomi Syari’ah IAID Ciamis.
Sekalipun usianya masih muda, namun komunitas ini langsung menggebrak publik dengan kegiatan inovatifnya PES 2016 yang menyelenggarakan berbagai agenda yakni Olimpiade Ekonomi Islam, Seminar serta Bazzar Mahasiswa. Acara tersebut digelar satu hari pada tanggal 14 April 2016 dipusatkan di Aula Jendral Sudirman Ponpes Darussalam.
Pada acara seminar ada 3 narasumber yang hadir, yakni Drs. H. Mustopa Djamaludin, M.Si. dari LPPOM MUI Jawa Barat, Hj. Tita Supartini, S.Sos., M.Kes dari Dinas Kesehatan Kab. Ciamis, serta Dr. KH. Koko Komaruddin, M.Pd. salah seorang pimpinan IAID dalam kapasitasnya sebagai akademisi Syari’ah, ungkap Nushak Syiar Rubashi, Ketua Pelaksana PES 2016 saat diwawancarai. Masih menurut Nushaq, Olimpiade Ekonomi Islam yang dibuat dengan format Lomba Cerdas Cermat menghasilkan tiga tim terbaik yakni juara 1 dari SMK Miftahussalam, juara 2 dari SMK Ma’arif NU Ciamis dan juara 3 SMA Plus Darussalam
Selain seminar dan olimpiade, di halaman aula Jendral Sudirman juga ada bazzar mahaiswa yang menyediakan beraneka ragam produk dan makanan yang dijajakkan oleh para mahasiswa. “Ini merupakan upaya kita dari KSEI untuk menggairahkan dan menumbuhkan semangat berwirausaha pada mahasiswa” ujar Rizky Maidan Ilmy ketua KSEI IAID.
Kedepannya KSEI ini akan secara fokus dan berkelanjutan melaksanakan kajian-kajian ilmiah tentang Ekonomi syari’ah. Karena secara berkala akan ada Temu Regional yang disingkat Temireg di tingkat Provinsi. “KSEI IAID ini adalah salah satu Kelompok dari sekian banyak KSEI lain yang ada di Forum Silaturrahim Ekonomi Islam (FOSEI) di tingkat Regional Jawa Barat yang harus unjuk gigi, jangankan di Regional Jawa Barat bahkan kita harus bisa berbicara banyak sampai FOSEI di tingkat Nasional” tutup Rizky dengan optimis. [Fajar Fanji Gumilar]